Perkenalkan namaku Rendi, umurku saat ini 19 tahun.
Kuliah dikota S yang terkenal dengan sopan santunnya. Aku anak kedua
setelah kakakku Ana. Ibuku bekerja sebagai pegawai negeri sipil dan
ayahku juga bekerja di kantor. Tinggi badanku biasa saja layaknya anak
seusiaku yakni 169 kg. Di situs ini aku akan menceritakan kisah unikku.
Pengalaman pertama dengan apa yang namanya sex. Kisah ini masih aku
ingat selamanya karena pengalaman pertama memang tak terlupakan. Saat
itu usiaku masih 10 tahun pada waktu itu aku masih kelas 4 SD. Kisah ini
benar benar aku alami tanpa aku rubah sedikit pun.
Aku punya teman sebayaku namanya Putri, dia juga duduk di bangku SD.
Aku dan dia sering main bersama. Dia anak yang sangat manis dan manja.
Dia mempunyai dua kakak. Kakak pertama namanya Rio di sudah bekerja di
Jakarta. Dan kakaknya yang satu lagi namanya Linda. Saat itu dia kuliah
semester 4 jurusan akuntansi salah satu perguruan tinggi di kota
kelahiranku. Dia lebih cantik dari pada adiknya Putri. Tingginya kira
kira 160 cm dan ukuran payudaranya cukup seusianya tidak besar banget
tapi kenceng.
Waktu itu hari sangat panas, aku dan Putri sedang main dirumahnya. Maklum rumahku dan rumahnya bersebelahan. Saat itu ortu dari Putri sedang pergi ke Bandung untuk beli kain. Putri ditinggal bersama kakaknya Linda.
Waktu itu hari sangat panas, aku dan Putri sedang main dirumahnya. Maklum rumahku dan rumahnya bersebelahan. Saat itu ortu dari Putri sedang pergi ke Bandung untuk beli kain. Putri ditinggal bersama kakaknya Linda.
“Main dokter dokter yuk, aku bosen nich mainan ini terus”ajak Putri
Segera aku siapkan mainannya. Aku jadi dokter dan dia jadi pasiennya.
Waktu aku periksa dia buka baju. Kami pun melakukan seperti itu biasa
karena belum ada naluri seperti orang dewasa, kami menganggap itu mainan
dan hal itu biasa karena masih kecil. Waktu aku pegang stetoskop dan
menyentuhkannya didadanya. Aku tidak tahu perasaanya. Tapi aku
menganggapnya mainan. Waktu itu pintu tiba tiba terbuka. Linda pulang
dari kampusnya. Dengan masih telanjang dada Putri menghampiri kakaknya
di depan pintu masuk.
“Hai Kak baru pulang dari kampus”
“Ngapain kamu buka baju segala” Kak Linda memandangi adiknya.
“Kita lagi main dokter dokteran, aku pasiennya sedangkan Rendi jadi dokternya, tapi sepi Kak masa pasiennya cuma satu. Kakak lelah nggak. Ikutan main ya kak?”
“Oh mainan toh.. Ya sudah aku nyusul$2C aku mau ganti pakaian dulu gerah banget nih”
“Ngapain kamu buka baju segala” Kak Linda memandangi adiknya.
“Kita lagi main dokter dokteran, aku pasiennya sedangkan Rendi jadi dokternya, tapi sepi Kak masa pasiennya cuma satu. Kakak lelah nggak. Ikutan main ya kak?”
“Oh mainan toh.. Ya sudah aku nyusul$2C aku mau ganti pakaian dulu gerah banget nih”
Kami bertiga pun segera masuk ke kamar lagi, aku dan Putri asyik main
dan Kak Linda merebahkan tubuhnya ditempat tidur disamping kami. Aku
melihat Kak Linda sangat cantik ketika berbaring. Setelah beberapa menit
kemudian dia memperhatikan kami bermain dan dia terbengong memikirkan
sesuatu.
“Ayo Kak cepetan, malah bengong” ajak Putri pada kakaknya.
Lalu dia berdiri membuka lemari. Dia kepanasan karena udaranya. Biasanya dia menyuruh kami tunggu di luar ketika dia ganti baju
“Ayo tutup mata kalian, aku mau ganti nih soalnya panas banget” Kak Linda menyuruh kami.
Dia melepaskan pakaian satu persatu dari mulai celana panjangnya, dia
memakai CD warna putih berenda dengan model g-string. Saat itu dia
masih dihadapan kami. Tertampang paha putih bersih tanpa cacat. Setelah
itu dia melepas kemejanya dicopotnya kancing stu perstu. Setelah terbuka
seluruh kancingnya, aku dapat melihat bra yang dipakainya. Lalu dia
membelakangi kami, dia juga melepas branya setelah kemejanya
ditanggalkan. Aku pun terbengong melihatnya karena belum pernah aku
melihat wanita dewasa telanjang apa lagi ketika aku melihat pantatnya
yang uuhh. Dia memilih baju agak lama, otomatis aku melihat punggungnya
yang mulus dan akhirnya dia memakai baby doll dengan potongan leher
rendah sekali tanpa bra dan bahannya super tipis kelihatan putingnya
yang berwarna coklat muda. Kulitnya sangat putih dan mulus lebih putih
dari Putri. Putri melihatku.
“Rendi koq bengong belum lihat kakakku buka baju ya? Lagian kakak buka baju nggak nyuruh kita pergi.”
Kak Linda ngomel,”Idih kalian masih kecil belum tahu apa apa lagian juga aku nggak ngelihatin kalian langsung. Mau lihat ya Ren?”dia bercanda.
Akupun menundukan mukaku karena malu.”Tapikan kak, susunya kakak sudah gede segitu apa nggak malu ama Rendi.”
Putri menjawab ketus.”Kamu aja telanjang kayak itu apa kamu juga nggak malu sudah ayo main lagi.” Linda menjawab adiknya. Kami pun bermain kembali.
Kak Linda ngomel,”Idih kalian masih kecil belum tahu apa apa lagian juga aku nggak ngelihatin kalian langsung. Mau lihat ya Ren?”dia bercanda.
Akupun menundukan mukaku karena malu.”Tapikan kak, susunya kakak sudah gede segitu apa nggak malu ama Rendi.”
Putri menjawab ketus.”Kamu aja telanjang kayak itu apa kamu juga nggak malu sudah ayo main lagi.” Linda menjawab adiknya. Kami pun bermain kembali.
Giliran Kak Linda aku periksa. Dia menyuruh aku memeriksanya, dia
agak melongarkan bajunya. Ketika stetoskop aku masukkan di dalam bajunya
lewat lubang lehernya, tepat kena putingnya. Dia memekik. Aku pun kaget
tapi aku pun tidak melihatnya karena malu. Dia menyuruhku untuk untuk
lama lama didaerah itu. Dia merem melek kayak nahan sesuatu, dipegangnya
tanganku lalu ditekan tekan daerah putingnya. Aku merasa sesuatu
mengeras.
“Kak ngapain.. Emang enak banget diperiksa.. Kayak orang sakit beneran banget.” Putri Tanya ama kakaknya.
Kak Linda pun berhenti.”Yuk kita mandi soalnya sudah sore lagikan kamu Putri ada les lho nanti kamu ketinggalan.” Ajak Kak Linda pada kami berdua. Dia menyuruh bawa handuk ama baju ganti.
Kak Linda pun berhenti.”Yuk kita mandi soalnya sudah sore lagikan kamu Putri ada les lho nanti kamu ketinggalan.” Ajak Kak Linda pada kami berdua. Dia menyuruh bawa handuk ama baju ganti.
Setelah mengisi air, aku pun membuka bajuku tanpa ada beban yang ada
dan telanjang bulat begitu juga ama Putri. Kamipun bermain air di
bathup. Kamar mandi disini amat mewah ada shower bathup dan lain lain
lah, maklum dia anak terkaya dikampungku. Setelah itu pintu digedor ama
kakaknya dia suruh buka pintu kamar mandinya. Aku pun membukanya. Kak
Linda melihatku penuh kagum sambil menatap bagian bawahku yang sudah
tanpa pelindung sedikitpun, aku baru tahu itu namanya lagi horny. Lalu
dia masuk segera di membuka piyama mandinya. Jreng.. Hatiku langsung
berdetak kencang, dia menggunakan bra tranparan ama CD yang tadi dia
pake dihadapan kami.
“Bolehkan mandi bersama kalian lagian kalian kan masih anak kecil.”
“Ihh.. Kakak.. Punya kakak itu menonjol” ledek adiknya.
“Ihh.. Kakak.. Punya kakak itu menonjol” ledek adiknya.
Dia hanya tersenyum menggoda kami terutama aku.”biarin”sambil dia
pegang sendiri puting dia menjawab lalu dia membasahi badannya ama air
di shower. Makin jelas apa yang nama payudara cewek lagi berkembang.
Beitu kena air dari shower bra Kak Linda agak merosot kebawah. Lucu
banget bentuknya pikirku. Payudaranya hendak seakan melompat keluar.
“Ayo cepat turun dulu, aku kasih busa di bathupnya..”.
Putri bergegas keluar tapi aku tidak, aku takut kalau ketahuan anuku
mengeras, aku malu banget. Baru kali ini aku mengeras gede banget. Lalu
Kak Linda mendekat dan melihatku serta menyuruhku untuk turun. Aku turun
dengan tertunduk muka Kak Linda melihat bagian bawahku yang sudah
mengeras sama pada waktu aku bermain tapi bedanya sekarang langsung
dihadapan mata. Dia hanya tersenyum padaku. Aku kira dia marah. Dia
kayak sengaja menyenggol senjataku dengan paha mulusnya.
“Ooohh.. Apa itu..” (pura pura dia tidak tahu) Putripun tertawa melihatnya.
“Itu yang dinamakan senjatanya laki laki yang lagi mengeras tapi culun ya kalau belum disunat” Kak Linda memberitahukan pada adiknya.
“Itu yang dinamakan senjatanya laki laki yang lagi mengeras tapi culun ya kalau belum disunat” Kak Linda memberitahukan pada adiknya.
Setelah busanya melimpah di air kami pun nyebur bareng.
“Adik adik, Kakak boleh nggak membuka bra kakak” pinta Kak Linda pada kami.
“Buka aja to Kak lagian kalau mandi pakai pakaian kayak orang desa.” adiknya menjawab.
“Buka aja to Kak lagian kalau mandi pakai pakaian kayak orang desa.” adiknya menjawab.
Tapi aku nggak bisa jawab. Dengan pelan pelan kancing dibelakang
punggung dibukanya lalu lepas sudah pengaman dan pelindung susunya.
Dengan telapak tangannya dia menutupi payudaranya.
“Sudah buka aja sekalian CD nya nanti kotor kena bau CD kakak,” ujar Putri kepada kakaknya.
Segera dia berdiri diatas bathup melorotkan CDnya dengan hati
hati(kayaknya dia sangat menunggu ekspresiku ketika melihat wanita
telanjang bulat dihadapannya). Ketika dia berdiri membetulkan shower
diatas kami, aku melihat seluruh tubuhnya yang sudah telanjang bulat.
“Kak anu.. anu.. Susu kakak besarnya, ama bawahan kakak ada rambutnya dikit,” aku memujinya.
dia hanya tersenyum dan memberitahu kalau aslinya bawahan nya lebat
hanya saja rajin dicukur. Dia agak berlama lama berdiri kayaknya makin
deket aja bagian sensitivenya dengan wajahku, ada sesuatu harum yang
berbeda dari daerah sekitar itu. Kak Linda terus berdiri sambil
melirikku.
Sambil membilasi payudaranya dengan air hangat serta digoyang dikit
dikit bokong bahenolnya. Dia menghadap kami sambil mnyiram bagian
sensitifnya. Aku pun tak berani langsung menatapnya. Sambil memainkan
payudaranya sendiri dia punya saran plus ide gila.
“Mainan yuk. Aku jadi ibunya, kamu jadi anaknya.”
Lalu Kak Linda menyuruh mainan ibu ibuan, dia menyuruh kami jadi bayi. Lalu dia menyodorkan susunya pada kami.
“Anakku kasihan, sini ibu beri kamu minum” dia berkata pada kami.
Putri pun langsung mengenyot puting susu kakaknya, tapi aku pun tak
bergerak sama sekali, lalu dia langsung menyambar kepalaku ditarik ke
arah payudaranya.
“Ayo sedot yang kuat.. Ahh.. Cepet.. Gigit pelan pelan.. Acchh,” kata itu keluar.
Tapi koq nggak keluar airnya. Punya Mama keluar air susunya. Tiba tiba Putri berhenti.
“Uhh.. Ini kan namanya mainan jadi nggak beneran. Kamu udahan aja
sudah jamnya kamu les” Putri pun bergegas turun dan berganti pakaian
sejak saat itu aku tak memdengar langkah dia lagi.
Aku pun masih disuruh mainan dengan putingnya tangan kiriku dikomando
supaya meremas susu kirinya. Tiba tiba ada sesuatu yang bikin aku
bergetar, ada sesuatu yang berambat dan memegangi anuku. Dengan kanan
kanan memegangi tangan kiriku untuk meremas payudaranya ternyata tangan
kanannya memainkan penisku.
Segera dia memerintahkan untuk turun dari situ. Kami pun turun dari
situ. Lalu. Dia duduk di pingiran sambil membuka selakangannya. Aku baru
melihat rahasia cewe.
“Rendi ini yang dinamakan vagina, punya cewek. Tadi waktu kakak
berdiri aku tahu kalau kamu memperhatikan bagian kakak yang ini. Ayo aku
ajarin gimana mainan ama vagina” akupun hanya mengangguk.
Dia menyuruh menjilatinya setelah dia mengeringkannya dengan handuk.
Aku pun menjulurkan lidahku kesana tapi bagian luarnya. Dia hanya
tersenyum melihatku. Dengan jari tangan nya dia membuka bagian
kewanitaan itu. Aku benar benar takjub melihat pemandangan kayak itu.
Warnanya merah muda seperti sebuah bibir mungil. Setelah dia buka
kemaluannya, lalu dia suruh aku supaya menjilatinya. Ada cairan sedikit
yang keluar dari bagian itu rasanya asin tapi enak. Disuruh aku menyodok
dengan kedua jariku, terasa sangat becek. Dia menyuruhku berhenti
sejenak. Ketika dia menggosok gosok sendiri dengan tangannya dengan
cepat lalu dia menyambar kepalaku dengan tangannya ditempelkan mukaku
dihadapannya.
Seerr.. Serr.. bunyi air yang keluar dari vaginanya banyak sekali.
Sambil berteriak plus mendesis lagi merem melek. Setelah itu dia
jongkok, aku kaget ketika dia langsung menjilati kepala penisku. Di buka
bagian kulup hingga kelihatan kepalanya.
“Kakak enggak jijik ya kan buat kencing” aku bertanya pada dia tapi dia terus mengulumnya maju mundur.
Sakit dan geli itu yang kurasakan tapi lama lama enak aku langsung
rasanya seperti kencing tapi tidak jadi. Dia menggunakan sabun cair
katanya biar agak licin jadi nggak sakit. Saking enaknya aku bagai
melayang badanku bergetar semua. Setelah dibilas dia mengkulum penisku,
semua masuk didalam mulutnya.
“Kak aku mau kencing dulu” aku menyela.
Setelah itu dia berbaring dilantai dia menyuruh bermain dengan kacang
didalam vaginanya. Pertama aku tidak tahu, dia memberi tahu setelah dia
sendiri membukanya. Aku sentuh bagian itu dengan kasar dia langsung
menjerit dia mengajari bagaimana seharusnya melakukannya. Diputar putar
jariku disana tiba tiba kacanga itu menjadi sangat keras.
Sekitar 5 menit aku bermain dengan jariku kadang dengan lidahku.
Keluar lagi air dari vaginanya. Aku disuruh terus menyedotnya. Dia
kayaknya sangat lemas lunglai. Setelah beberapa saat dia memegang
penisku dan menuntunnya di vagina.
“Coba masukan anumu ke dalam sana pasti aku jamin enak banget rasanya” dia menyuruhku.
Dengan hati-hati aku masukkan setelah masuk aku diam saja. Dia
menyuruh aku untuk menekan keras. Dan bless masuk semuanya dia memberi
saran kayak orang memompa. Masuk-keluar.
“Acchc terus.. yang cepet.. ah.. ah.. ah..” dia mendesis, dia menggoyangkan pantatnya yang besar kesana kemari.
Tapi sekitar 3 menit rasanya penisku kayak diremas oleh kedua daging
itu lalu aku ingin sekali pipis. Saat itu penisku kayak ada yang air
mengalir. Dan serr.. seerrs air kencingku membanjiri bagian dalamnya.
Setelah kelelahan kami pun keluar dia langsung pergi ke kamar masih
keadaan bugil. Kemudian dia berbaring karena lelah, aku mendekatinya dan
dia memelukku seperti adiknya, payudaranya nempel di mukaku. Setelah
aku melihat wajahnya dia menangis. Lalu dia menyuruh aku pulang. Aku
mengenakan pakaian dan pulang. Dia menyuruh merahasiakan kalau aku
berbicara ama orang lain aku nggak boleh bermain ama adiknya.
Kami pun terus melakukannya sekitar 1 tahun tanpa ada siapa yang
tahu. Sekitar aku kelas 1 SMP dia kawin ama temannya karena dia hamil.
Ketika 2 minggu lalu (saat ini) aku bertemu dia bertanya masih suka main
seperti dulu. Akupun hanya tertawa ketika aku tahu itu yang namanya sex
dan aku ngucapin terima kasih buat kakak, itu adalah pengalamanku yang
pertama.
0 komentar:
Posting Komentar - Back to Content